Review Film Our Brand Is Crisis (2015)

Review Film Our Brand Is Crisis (2015)

Review Film Our Brand Is Crisis (2015)
Minggu, 02 Juli 2017
Review Film Our Brand Is Crisis (2015)


Awalnya saya bisa nonton film ini karena pada poster film ini  terpampang photo aktris hollywood favorit saya, yaitu Sandra Bullock. Film ini menceritakan tentang bagaimana tim konsultan politik dari Amerika, bisa memenangkan kampanye di Negara Bolivia. Adegan awal dari film ini adalah ketika Jane Bodine (Sandra Bullock) sedang di wawancara oleh stasiun tv. Jane Bodine yang sudah pensiun dari dunia konsultan politik di datangi oleh tim dari calon presiden Bolivia yaitu Castillo. Saya tidak akan menjelaskan secara lengkap sinopsis dari film ini, karena jika anda yang belum nonton film ini akan kena spoiler. 

Setelah saya menonton film ini, saya sedikit tahu bagaimana sebuah proses pemilihan presiden dari sisi seorang calon presiden dan beberapa hal yang terkait sebuah pemilihan. Ada banyak hal yang menurut saya harus kita ambil dari film ini terutama kita sebagai warga Indonesia yang akan melakukan pemilihan di tahun depan baik Pilkada atau Pilpres. Beberapa hal yang bisa saya ambil dari film ini adalah :

Pertama adalah soal negatif kampanye atau kalo di Indonesia mungkin kampanye hitam, dalam film ini juga ada banyak adegan tentang masalah kampanye hitam atau negatif kampanye. Pada film ini kampanye hitam dimulai saat calon presiden yang di konsultankan oleh Jane Bodine yaitu Castillo di timpuk telor oleh seseorang pria yang tidak dikenal. Karena hal itu Jane Bodine menuduh Pat Candy musuh atau saingan masa lalu mereka yang melakukan perbuatan ini, dari kejadian itu Jane Bodine mulai bersemangat dan mulai mencari - cari kesalahan masa lalu dari calon Presiden yang di konsultasikan oleh Pat Candy. Salah satu bentuk dari kampanye hitam dalam film ini adalah ketika Jane Bodine menyimpan photo Victor Rivera pada sebuah pohon dengan Klaus Barbie pembantai pada zaman Nazi disebuah pohon dan photo itu menyebar luas di Bolivia.

Kedua adalah janji kampanye, dalam film ini akhirnya Castillo memenangkan pemilihan presiden namun setelah menjadi presiden. Castillo lupa akan janji - janjinya selama masa kampanye. Dalam film ini Castillo berjanji tidak akan meminjam dana kepada IMF tanpa referendum. Namun setelah menjadi presiden Castillo malahan langsung meminjam dana ke IMF tanpa sebuah referendum.

Beberapa pelajaran baik yang bisa kita ambil dari film ini adalah soal kampanye hitam, jadi bisa kita simpulkan sebagai pemilih jangan langsung percaya begitu saya dengan berita - berita yang belum jelas tentang seorang calon presiden. Ada baiknya sebagai pemilih yang cerdas kita gali terlebih dahulu informasi lebih dalam tentang berita yang tidak jelas itu, mungkin jika sekarang di Indonesia itu istilahnya adalah hoax. Karena bisa jadi hoax yang sudah tersebar merupakan perbuatan dari tim kampanye.

Selanjutnya jangan terlalu percaya dengan janji manis calon presiden atau kepala daerah karena janji itu di ucap oleh lidah tak bertulang maka gampang sekali di ingkari. Ada baikny sebagai warga dan pemilih presiden kita wajib mengawal semua program kerja yang sudah di paparkan saat pemilihan.

Selamat memilih, memilih yang bijak sesuai hati nurani.